Kamis, 27 Februari 2014

2007-2010: Era Casey Stoner DI DUCATI MOTOR GP

2007-2010: Era Casey Stoner DI DUCATI MOTOR GP


  • CATATAN.....

Musim 2007 kapasitas mesin MotoGP diturunkan dari 990cc menjadi 800cc.[17] Ducati lantas bergerak cepat, dimana sejak awal Agustus 2006 mereka telah membangun 20 tipe mesin 800cc dengan berbagai variasi (merujuk pada insinyur senior Ducati, Filippo Preziosi).[18] Ducati kemudian merekrut pembalap muda Australia, Casey Stoner dan mantan direktur teknis F1 Alan Jenkins untuk menangani motor mereka[19], sementara Loris Capirossi sendiri masih tetap bertahan dalam tim. Debut Stoner di Ducati berakhir manis dengan kemenangan luar biasa di seri perdana di Losail, Qatar.[20][21] Stoner kemudian menambahkan catatan kemenangannya di Turki, China, Catalunya, Inggris, AS, Ceko, dan San Marino yang kemudian mengantarkannya menjadi juara dunia MotoGP untuk pertama kalinya, baik bagi dirinya maupun bagi tim Ducati.[22] Stoner lantas menambahkan dua kemenangan lain di Australia dan Malaysia. Satu-satunya lawan serius bagi Stoner adalah pembalap Repsol Honda, Daniel Pedrosa, yang sayangnya ia lebih banyak tampil angin-anginan sepanjang musim. Sementara itu Loris Capirossi hanya berhasil meraih satu kali kemenangan saja yaitu di Jepang (seri dimana Stoner memastikan diri sebagai juara dunia 2007), sebelum akhirnya ia memutuskan untuk pindah ke tim Suzuki mulai musim 2008. Motor Ducati GP7 sendiri selain tercatat sebagai motor tercepat di ajang MotoGP 2007 dengan kecepatan maksimal 337km/h juga terkenal sebagai motor dengan sisi aerodinamika paling baik, sampai membuat pembalap Yamaha Valentino Rossi terkagum-kagum dengan performa motor tersebut.
Musim 2008 Stoner masih menjadi favorit untuk mempertahankan gelar juara dunianya bersama Ducati. Ducati juga kemudian merekrut Marco Melandri untuk menggantikan Loris Capirossi yang hengkang ke Suzuki.[23] Sepanjang musim 2008 Stoner berhasil menang di Qatar, Inggris, Jerman, Australia, dan Valencia. Namun kegagalan yang dialami Stoner di Ceko dan San Marino memupus harapannya untuk bisa mempertahankan gelar juara dunia dan ia kalah dari Valentino Rossi. Sementara itu Melandri nampak kesulitan untuk mengendarai motor Desmosedici GP8 dan akhirnya tim Ducati memutuskan untuk memutus kontrak Melandri lebih cepat dari durasi yang sebenarnya yaitu dua musim pada akhir tahun 2008.[23] Posisi Melandri sendiri kemudian digantikan oleh mantan juara dunia Nicky Hayden.[23][24]
Musim 2009 Casey Stoner masih bertahan bersama Ducati dan ditemani oleh Nicky Hayden[25], dan Marco Melandri pindah ke tim satelit Kawasaki.[26] Stoner mengalami masalah kesehatan di pertengahan musim (diduga ia mengalami anemia dan masalah tenggorokan), dan posisinya kemudian digantikan oleh pembalap Finlandia, Mika Kallio.[27][28] Stoner lantas kembali membalap di seri Portugal dan berhasil meraih gelar juara di seri Australia[29] dan Malaysia[30] sebelum ia memutuskan untuk kembali absen di seri terakhir 2009 di Valencia. Hayden sendiri posisi finish terbaiknya hanya P3 di seri Indianapolis.
Musim 2010 Stoner dan Hayden masih bertahan di tim Ducati Marlboro. Di paruh pertama, Stoner nampaknya kesulitan menguasai motor Ducatinya, karena ia lebih banyak tampil angin-anginan. Stoner baru bisa menunjukan tajinya di paruh musim kedua 2010 dengan memenangi tiga seri lomba di Aragon[31], Jepang, dan Australia. Sementara Nicky Hayden hanya sekali mencatat posisi podium yaitu di seri Aragon setelah Andrea Dovizioso jatuh 100 meter menjelang finish.[31] Stoner sendiri dipastikan pindah ke tim Repsol Honda mulai musim 2011 dan posisinya digantikan oleh Valentino Rossi.[32]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar